Riwayat Singkat Kyai Bongsojoyo / Eyang Bongsodjojo
Siapakah Eyang Bongsojoyo?
- Bongsodjojo : Seorang Prajurit Muda Pangeran Diponegoro.
Asal usulnya dari Keraton Yogyakarta. Beliau sebagai seorang Manggala Yudha (Perwira tinggi yang mana dipercaya untuk memimpin pasukan dalam sebuah pertempuran), prajurit yang berkesatria dan patriotisme. Sebagai prajurit muda dari Pangeran Diponegoro yang bersama dengan prajurit yang lain melawan penjajah Belanda yang bercokol dan menindas bangsa Indonesia. Sewaktu Pangeran Diponegoro ditipu dan ditangkap oleh Belanda di Magelang, beliau bersama prajurit lainnya tidak mau kembali ke Keraton Yogyakarta, apalagi menyerah kepada Belanda.
Sebagai seorang prajurit beliau mengembara ke daerah-daerah yang dipandang aman lepas dari ancaman dan jangkauan Belanda. Dan yang terakhir kalinya datang di daerah Gebang pada awal abad 19. Dan disinilah beliau menetap sampai akhir hayatnya, hingga beranak cucu. Beliau datang di daerah ini bersama dengan kakaknya.
Pada waktu itu daerah Gebang Bendosari ini masih sangat jarang penduduknya, sedangkan tanahnya cukup luas, lagi pula tanahnya sangat subur, aman tenteram dan sejahtera. Namun kedua tokoh tersebut sangat berlawanan sikap dan tingkah lakunya, berkebalikan seperti minyak dan air.
Sangat perlu kiranya kita mengenal beliau sepintas kilas.
- Badannya tinggi besar.
- Tegap dan Kekar.
- Godeg simbar jojo.
- Sifat dan sikapnya jujur, rendah hati, tidak congkak namun sangat bijaksana serta merakyat dan memasyarakat.
- Walaupun seorang bangsawan juga tidak menyombongkan dirinya, serta berkebatinan sangat tinggi.
- Beliau sebagai pemeluk agama yang setia, yaitu Agama ISLAM.
Dari sifat dan sikapnya inilah beliau sangar dihormati dan disegani oleh masyarakat. Dipandang sebagai tokoh masyarakat yang jentelmen.
Pada suatu hari kakak beliau yang sikapnya bertentangan dengan kehendak masyarakat itu, dipanggil ke Keraton Yogyakarta yang perwakilannya di Jatikontal sekarang daerah Purwodadi. Namun ia tidak mau mungkin karena perbuatannya, maka mewakilkan kepada Eyang Bongsojoyo.
Apa yang terjadi, setelah Eyang Bongsojoyo menghadap? Dengan tidak kira-kira Beliau diberi jabatan sebagai Kepada Desa / Lurah di Desa Gebang Bendosari, yang pada waktu itu belum merupakan desa. Dan Beliaulah sebagai lurah pertamanya.
Sekembalinya beliau menceritakan kepada kakaknya, Jabatan Lurah akan dimintanya namun Eyang Bongsojoyo tidak boleh, dan kakaknya pun juga tidak berani.
Namun diam-diam kakaknya menggerakkan para penjahat untuk membunuhnya. Tidak kurang dari 40 penjahat itu mengelilingi rumahnya, namun semuanya tidur nyenyak sampai pagi hari.
Karena Eyang Bongsojoyo berbudi luhur dan sangat bijaksana, setelah siang penjahat itu dibangunkan, di beri makan, akhirnya bahkan Eyang Bongsojoyo dianggap sebagai saudara ataupun orang tuanya. Dengan adanya kejadian tersebut dari kalangan masyarakat justru bertambah hormat dan sangat percaya akan kemampuan batinnya.
Sewafat beliau desa Gebang dibagi dua, Putranya yaitu Udojoyo lurah Bendosari, dan Adiknya Kartosenjoyo sebagai lurah Gebang. Keadaan Desa Gebang dan Bendosari aman makmur dan sejahtera.
Diceritakan kembali oleh Drs. Salimin Wr.
Lihat Juga : Buku Ikatan Keluarga Besar Eyang BongsoJoyo